Macam-Macam Sejarah
Apabila
kata sejarah diucapkan oleh seseorang, maka kata itu tidak memiliki makna yang
tunggal. Perlu diperhatikan, apa makna dan macam sejarah yang terkandung dalam
kata sejarah tersebut. Dan jangan salah tangkap dengan kata sejarah tersebut.
Alih-alih mendapat pencerahan, justru pikiran ditipu oleh sejarah tersebut. Nah
oleh karena itu, tanpa berpanjang lebar lagi, berikut macam-macam sejarah
tersebut :
- sejarah menurut isinya. à palsu, rekayasa, dan asli.
- sejarah menurut aktor penuturnya. à penguasa dan pecundang dan kalah
- sejarah menurut tujuannya à ilmiah, warisan, idiologis
- sejarah menurut penyajiannya à narasi dan analitis
- sejarah menurut waktunya à masa lalu, masa kini, masa depan
- sejarah menurut wilayahnya à lokal, nasional, regional, global
- sejarah menurut jenis isinya à pendidikan, masyarakat, politik, kawasan dll.
- Sejarah Menurut Isinya
Terbagi tiga sejarah menurut isinya ini, yakni
sejarah palsu, sejarah rekayasa dan sejarah asli. Pembagian sejarah ini
menempati posisi yang pertama karena dari pembagian inilah, sebuah sejarah
pertama kali seharusnya ditinjau. Apabila sebuah sejarah diketahui ada di
posisi yang mana diantara tiga dalam pembagian ini, maka sebuah sejarah akan
diketahui posisinya oleh seorang manusia. Sehingga manusia akan berada di atas
sejarah dan bukan berada di bawah bayang-bayang sejarah yang mungkin menipu,
mengelabui atau memperdayanya.
Sejarah palsu adalah sejarah yang diadakan
seluruhnya. Artinya sejarah ini sebenarnya tidak pernah ada sama sekali namun
karena banyak sebab kemudian sejrah ini menjadi ada. Misalkan sejarah yang
memberikan keterangan tentang seorang tokoh nasional yang ternyata adalah
keturunan dari seorang raja besar tertentu. Sejarah itu baru ada setelah tokoh
tersebut menempati posisi tertentu. Dan ternyata sejarah itu hanya palsu,
semata-mata ada karena tokoh tersebut membutuhkan legitimasi budaya dalam
ketokohannya tersebut.
Kedua adalah sejarah rekayasa. Inilah sejarah diatara
sejarah asli dan palsu. Sejarah ini ada, tapi penuh rekayasa. Banyak ditambahi
dan dikurangi dari segala sisi dan sudutnya. Penambahan dan pengurangannya
tidak sekedar bumbu saja, tapi sudah menyangkut substansi dari sejarah
tersebut. Contoh sejarah ini bisa dilihat dari sejarah holocaust yang dilakukan
oleh Nazi di Eropa. Sejarah tersebut penuh rekayasa. Bahkan para ahli pun
dilarang untuk mengotak-atik sejarah tersebut sehingga bisa mengungkap rekayasa
itu. Dalam sejarah nasioanal Indonesia, sejarah tentang
G30 September bisa mewakilinya.
Terakhir, inilah sejarah yang seharusnya dipergunakan oleh seseorang
untuk melihat dunianya. Yakni sejarah asli. Sejarah asli adalah sejarah yang
benar-benar asli seperti itu. Tidak ada penipuan didalamnya, tidak rekayasa
apalagi unsur kesengajaan untuk menjebak pada suatu kesimpulan yang salah.
Sejarah yang asli ini banyak ditemui misalnya dalam sejarah pendirian sebuah
perusahaan. Sejarah itu ditulis semata untuk mengabarkan tentang bagaimana
perjalanan perusahaan tersebut dari waktu ke waktu. Bisa dikatakan, hasil audit
terhadap sebuah perusahaan oleh sebuah audit yang sangat terpercaya adalah
contoh sejarah asli yang paling baik. Kalau tidak contoh itu adalah sejarah
berbentuk otobiografi, diari, atau lain sejenisnya.
- Sejarah Menurut Aktor Penuturnya
Bila sering terdengar sebuah kalimat “sejarah di tangan penguasa”
itu tidak sepenuhnya benar. Karena
ternyata ada juga sejarah di tangan-tangan yang lainnya. Tapi kalimat tersebut
sangat tepat apabila dimaknai bahwa sejarah yang paling menyebar secara merata
dan masif adalah sejarah yang dituturkan oleh penguasa. Tapi bukan berarti
bahwa sejarah pecundang dan sejarah yang kalah pun habis dan ditelan zaman.
Ketiga sejarah itu masih ada dan terus ada dalam sebuah dinamika.
Yang pertama, sejarah penguasa ialah sejarah yang
ditulis dan kemudian dituturkan oleh penguasa di sebuah masyarakat atau negeri.
Sejarah ini ditulis karena yang menuturkannya menjadi penguasa dan membutuhkan
sesuatu untuk mendukung dan membenarkan kekuasaannya. Dalam hal ini maka
penguasa membuatlah dan menuturkan sejarah tersebut. Untuk hal ini, penguasa
membuat sebuah usaha yang sangat besar. Beratus ahli sejarah digiring untuk
menulis sesuai dengan keinginan mereka. Pertanyaan dan rumusan penelitian
mereka harus diseleksi. Yang tidak sesuai dengan keinginan penguasa dilarang
atau bahkan mungkin di tindas. Sedangkan yang sesuai keinginan penguasa
didukung dan disebarkan dengan gencar.
Yang kedua setelah sejarah penguasa adalah sejarah
pecundang. Pecundang itu berbeda dengan yang kalah. Kalau
yang kalah itu adalah yang vis a vis dengan penguasa. Maka pecundang itu adalah
yang mengikuti penguasa namun dalam posisi yang tertindas. Biasanya pecundang
tertindas karena prinsip yang mereka pegang berbeda dengan pilihan yang mereka
putuskan untuk berada di bawah ketiak penguasa. Sejarah pecundang ini biasanya
penuh dengan rangkaian apologi.
Terakhir adalah sejarah yang kalah. Inilah sejarah yang akan sangat
berbeda dengan sejarahnya penguasa. Sejarah ini adalah versi lain dari
sejarahnya penguasa. Ia ada bukan untuk membela diri seperti halnya sejarah
pecundang. Tapi sejarah yang
kalah ada dan dituturkan untuk melanjutkan eksistensi mereka. Sejarah itulah
yang pada dasarnya membuat yang kalah itu tidak pernah kalah dengan telak.
Selama sejarah yang kalah itu ada, yang
kalah masih punya kesempatan untuk kembali bangkit dan mencoba masuk dalam
medan pertempuran suatu waktu tertentu.
Banyak contoh yang bisa diungkap dari ketiga macam
sejarah menurut penuturnya tersebut. Misalkan sejarah antara Indonesia dan
Belanda. Karena Indonesia menang, maka Soekarno dan Hatta menjadi pahlawan.
Tapi bisa jadi apabila Indonesia kalah dan Belanda menang. Soekarno dan Hatta
adalah dua orang pemberontah yang dicap merah oleh Belanda sebagai pembangkang
yang dungu kelas kakap. Begitulah sejarah terbentuk dari siapa yang
menuturkannya. Dari isinya bisa jadi tidak berubah, tapi dari sudut pandang
yang berubah sehingga nilai dan fungsinya pun berubah.
- Sejarah Menurut Tujuannya
Tidak setiap sejarah itu adalah ilmiah. Artinya
tidak setiap sejarah itu bisa dibenarnkan secara ilmiah sebagai sebuah sejarah
yang disusun berdasarkan metodologis dan validitas tertentu. Sejarah ilmiah
yang disusun untuk mendekati kenyataan objektif tidak selalu mendominasi kancah
sejarah yang ada. Sejarah ilmiah tersebut hanyal satu dari tiga jenis sejarah
lainnya menurut tujuannya.
Apabila sejarah ilmiah itu bertujuan untuk
pengembangan ilmu sejarah sebagai sebuah ilmu yang mengungkapkan masa lalu.
Maka ada dua sejarah lainnya yang mempunyai tujuan penulisan yang berbeda.
Sejarah warisan, ditulis dengan tujuan untuk memberikan pencitraan terhadap
realitas yang ada sekarang. Sejarah warisan adalah sejarah yang adanya adalah
nyata. Tapi bila ditelusuri lebih jauh, antara sejrah dan realitas kekinian
tersebut tidak ada korelasinya. Sejarah warisan tersebut hanya ditulis,
diangkat untuk menunjukan eksistensi dan semangat yang sama diantara sejarah
warisan tersebut dengan realitas kekinian. Contoh dari sejarah warisan tersebut
misalnya sejarah pangeran Diponegoro sebagai seorang pahlawan nasional. Dari
sejarah Diponegoro tersebut, tidak ada hubungan yang konkrit antara sejarah
nasional Indonesia sebagai sebuah negara dengan perjuangan Diponegoro. Artinya Diponegoro bisa jadi bukan bagian
dari perjuangan kemerdekaan Indonesia. Namun karena Diponegoro berada dalam
satu wilayah yang sama dan melawan pihak yang sama yakni Belanda. Sejarah
Diponegoro menjadi sejarah warisan yang relevan.
Yang terakhir adalah sejarah idiologi. Inilah sejarah yang semata
ada untuk kepentingan idiologi tertentu. Sejarah ini tidak mempedulikan
validitas atau metodologinya. Tidak mempedulikan pula kesamaan semangat atau
wilayahnya. Tidak peduli juga tentang benar atau tidaknya sejarah ini. Yang
paling penting dari sejarah ini adalah mendukung terhadap perkembangan sebuah
idiologi. Misalnya Majapahit. Untuk mendukung idiologi nasionalisme sejarah Majapahit
itu diadakan dan digali kembali sebagai sebuah sejarah yang penting. Sifat
Majapahit yang menjajah kerajaan lain tidak menjadi soal karena yang paling
penting adalah munculnya rasa nasionalisme dari orang yang mendengar tentang
kejayaan Majapahit yang menguasai Nusantara. Sejarah idiologi inilah yang
biasanya memiliki semangat dan sentiment yang emosional bagi penganutnya.
- Sejarah Menurut Penyajiannya
Terdapa sejarah
narasi yang disajikan bagaimana sebuah peristiwa terjadi secara lengkap. Dijelaskan kronologinya, siapa saja yang
terlibat, apa yang terjadi dan kapan serta dimana. Sejarah narasi menggambarkan
secara utuh sebuah peristiwa sehingga tidak ada lagi sebuah pertanyaan yang
bisa diajukan untuk mendeskripsikan sebuah peristiwa yang terekam dalam sejarah
tersebut.
Selain itu terdapa pula sejarah analitis yang merupakan kelanjutan dari
sejarah narasi. Apabila sejarah narasi dan analitis ini digabungkan, maka
lahirlah sebuah sejarah yang utuh yang komprehensif. Karena sejarah analitis akan
melanjutkan pertanyaan dalam penelusuran sejarah sehingga sejarah tersebut
disajikan dengan lebih baik sebagai sesuatu yang penuh muatan dan dinamika.
Sejarah analitis bertanya tentang mengapa sesuatu sejarah bisa terjadi sehingga
akan ditelusuri sebab-sebabnya dan hubungan kausalitas yang terjadi didalamnya.
Penjelasan sejarah analitis bisa mempergunakan pendekatan dari disiplin
ilmu yang beragam. Bisa mempergunakan teori-eori sosiologi sebagai
penjelasannya, politik, atau antropologi. Penyajian sejarah secara analitis
menghendaki kemampuan penguasaan keilmuan yang interdisipliner.
- Sejarah Menurut Waktunya
Jangan katakan bahwa hanya sejarah masa lalu saja
yang ada. Tidak, sejarah itu lengkap adanya. Ada sejarah masa lalu, sejarah
masa kini, dan sejarah masa depan. Sejarah dalam ketiga dimensi tersebut
mempunyai kandungan dan tujuan yang berbeda. Dalam ketiga dimensi tersebut,
sejarah menempati posisinya yang sangat penting bagi pengembangan sebuah
masyarakat, negara atau apapun itu. Dalam ketiga dimensi waktu tersebut,
sejarah memberikan hasrat bergerak yang beragam.
Dalam sejarah masa lalu, hasrat bergerak yang
diberikan itu dicari. Sejarah masa lalu adalah sejarah yang dilupakan. Sejarah
masa lalu adalah fenomena gunung es. Hanya sebagian diketahui dari sejarah masa
kini, sebagian besarnya masih tersembunyi. Sejarah masa lalu ini apabila terus
berkembang akan menjadi sebuah mitos dari lisan ke lisan, dari dongeng ke
dongeng. Sejarah masa lalu inilah yang selalu ditelusuri karena belum pernah terangkat
dan diketahui. Tapi bisa jadi, sejarah masa lalu adalah sejarah yang telah
tergantikan oleh sejarah lainnya sehingga sejarah tersebut sengaja disimpan
untuk dilupakan.
Berbeda dengan sejarah masa lalu, sejarah masa
kini memiliki eksistensi yang sangat kuat. Sejarah masa kini adalah sejarah
yang diketahui secara umum pada saat ini. Sejarah masa kini adalah tentang
peristiwa yang telah berlalu dan dihadirkan kembali saat ini dalam bentuk
tulisan dan menyebar secara luas. Sejarah masa kini adalah perdebatan antara
berbagai sejarah yang ada kalau bukan eksistensi sebuah sejarah yang menang.
Sejarah masa kini adalah sejarah yang memberikan hasrat bergerak untuk
mempertahankan saat ini dan meneruskannya pada masa yang akan datang.
Yang terakhir adalah sejarah masa depan. Inilah peristiwa yang terjadi pada hari ini. Sejarah
masa depan, belum menjadi sejarah dalam eksistensinya tapi sudah menjadi
sejarah dalam substansinya. Artinya, pada dasarnya sejarah masa depan telah
memenuhi persyarakat untuk menjadi sejarah. Tapi belum bisa disebut sejarah
karena belum ada usaha untuk menyajikannya. Sejarah masa depan pada dasarnya
adalah sebuah hasrat untuk bergerak bagi masa depan. Sejarah masa depan
memberikan wajah baru bagi kondisi masa depan. Sejarah masa depan artinya sebuah usaha untuk
merekontruksi masa depan.
- Sejarah Menurut Wilayahnya
Sejarah itu bisa terjadi dalam lingkup lokal, nasional atau regional dan
global. Tergantung seberapa penting dan besarnya pengaruh yang diberikan oleh
peristiwa yang menjadi sejarah tersebut. Bisa jadi sesuatu yang terjadi sangat
lokal tetapi menjadi sesuatu yang menjadi sangat global karena pengaruhnya yang
begitu besar, misalnya revolusi Prancis pada abad ke 18.
Sejarah lokal adalah sejarah yang terjadi dan berimplikasi pada cakup lokal
saja. Yakni sebesar kabupaten/kota atau provinsi dalam sebuah negara nasional.
Lokal atau nasional ini memang sangat dipengaruhi oleh kondisi hari ini yang
membagi wilayah dunia dalam sekup-sekup nation. Jadi, pembagian lokal ini
sangat didasari oleh perspektif politik yang ada waktu itu. Misalnya ketika
terjadi peperangan di Aceh pada abad ke 19 dengan Belanda. Dalam perspektif
politik Indonesia itu adalah sejarah lokal Aceh. Namun dalam perspektif bangsa
Aceh dengan kerajaan Islam Aceh Darussalam, itu adalah sejarah nasional kalau
bukan sejarah kerajaannya.
Setelah sejarah lokal, sejarah nasional adalah satu tingkat di atasnya.
Sejarah nasional itulah yang ditetapkan atau disepakati sebagai sebuah
peristiwa yang telah mempengaruhi perkembangan kondisi secara nasional.
Proklamasi RI tahun 45 misalnya, itu adalah peristiwa yang sangat lokal tapi
telah mempengaruhi secara nasional. Peristiwa proklamasi tersebut menjadi
sesuatu yang sangat berharga bagi sebuah nation. Inilah yang pada dasarnya
membuat sesuatu menjadi sejarah nasional.
Setelah itu terdapat sejarah regional yang biasanya dikelompokan
berdasarkan rumpun bahasa atau sejarah politik pada masa sebelumnya. Sejarah
regional ini keluar dari perspektif politik kebangsaan dan lebih mendekati pada
perspektif kebudayaan dan kesejarahan wilayah. Sejarah melayu di asia tenggara
dengan pendekatan kebudayaan keluar dari perspektif politik kebangsaan karena
meliputi berbagai negara yang ada di dalam rumpun melayu tersebut.
Yang terakhir adalah sejarah global, inilah yang bisa disebut sebagai
sejarah sebuah peradaban. Sejarah global ini pada dasarnya adalah sejarahnya
sebuah peradaban tertentu yang mengendalikan dunia pada masanya. Sejarah
revolusi Prancis atau zaman pencerahan di Eropa menjadi sejarah global semata
hanya karena peradaban Baratlah yang kini sedang memegang dunia. Lepas dari
itu, sebuah sejarah yang kini menjadi sejarah global bisa jadi hanyalah sebuah
sejarah regional atau nasioanl. Meskipun memang terdapat sebuah peristiwa yang
terjadi dan melibatkan hampir seluruh wilayah di dunia ini yang karena itu bisa
disebut sebagai sejarah global.
- Sejarah Menurut Jenis-Jenisnya
Inilah pembagian
yang terakhir macam-macam sejarah. Dari nomor satu hingga nomor tujuh ini, bisa
saja sejarah dibagi dalam pengklafikasian yang lebih beragam. Tapi sesuai dengan maksud sebuah
pengklafikasian itu sendiri, pemilihan pengklafikasian itu mempunyai tujuan-tujuan
tertentu. Ada maksud tertentu dari sebuah pembagian yang dilakukan.
Kriteria-kriteria yang ditentukan pada dasarnya itulah yang menjiwai dan
menjadi tujuan tersirat sebuah pengklafikasian.
Terlepas dari itu, marilah mengakhiri pembagian macam-macam sejarah ini
dengan nomor ketujuh ini. Yakni pembagian menurut jenis-jenisnya. Yakni yang
meliputi sejarah berdasarkan bidang yang dikajinya. Meliputi diantaranya adalah
sejarah masyarakat, sejarah intelektual, sejarah kebudayaan, sejarah peperangan
dan sejarah lainnya yang sangat banyak variannya. Sejarah sejarah dibagi
berdasarkan fokus isi dan analisa yang disajikannya.
Demikian
pembagian macam-macam sejarah ini. Moga ada manfaatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar